Jumat, 20 Desember 2013

ideologi liberalisme


IDEOLOGI LIBERALISME
Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu ideologi secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Menurut pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki sarana produksi materiil dengan sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti gagasan, budaya dan hukum. Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun merupakan gagasan yang dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. System pembenaran ini disebut ideology.
Dalam bahasa Indonesia, ideologi sering disebut sebagai “dasar negara” atau “falsafah negara”, di Malaysia disebut “rukun negara”. Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah, ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa digunakan oleh pihak lainnya (pihak pemberontak, pihak oposisi atau pihak reformasi) guna menyalahkan pemerintahan, menyerang kebijakan pemerintah sampai kepada mengubah status quo. Sekalipun pemerintah bisa menindas warga negaranya dengan menggunakan dalih ”hak ketuhanan raja” atau ”kehendak sejarah”, tetapi pihak lainnya bisa membenarkan tindakan kekerasan mereka dengan bersandar pada prinsip ”hak-hak dasar” atau ”kehendak yang kuasa”. Ideologi yang dianggap sarat dengan kepentingan kelas pekerja bukan tidak bisa digunakan untuk menentang kekuasaan negara borjuis, selain juga untuk mensahkan kekuasaan diktator terhadap kelas pekerja. Ideologi dalam arti fungsional dapat digambarkan secara singkat dengan contoh berikut. Di Amerika Serikat, menjamin keamanan nasional berarti peningkatan produksi persenjataan yang bermakna pula menguntungkan industri-industri senjata. Peningkatan pertumbuhan pertanian berarti peningkatan produksi pupuk dan bahan kimia yang lain, yang berarti menguntungkan industri-industri pupuk dan bahan kimia. Demi stabilitas nasional di negara-negara berkembang acap kali berarti mengurangi kebebasan politik warga negara. Ideologi dalam arti fungsional digolongkan secara tipologi dengan dua tipe, yakni ideologi  yang doktriner dan ideologi yang pragmatis.
Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas, diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Biasanya sistem nilai atau ideologi yang diperkenankan hidup dalam masyarakat seperti ini hanyalah ideologi yang doktriner tersebut. Akan tetapi, apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja) maka ideologi tersebut digolongkan sebagai ideologi pragmatis. Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Atas dasar itu, pelaksanaannya tidak diawasi oleh aparat partai atau pemerintah, melainkan dengan pengaturan kelembagaan. Maksudnya, siapa saja yang tidak menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tidak akan hidup secara wajar. Liberalisme merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis. Biasanya tidak satu ideologi saja yang diperkenankan berkembang dalam masyarakat ini, tetapi ada satu yang dominan.
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan). Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :

Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. ideologi Liberalisme juga dapat berarti sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan individu dan mengenyampingkan kepentingan negara. Ideologi ini sangat berbeda dengan ideologi komunis karena pengertiannya saja sudah beda. Pengertian dari ideologi komunisme adalah sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan negara dan mengenyampingkan kepentingan individu. Sangat berbeda sekali dengan ideologi Liberalisme. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal Internasional: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas. Pandangan-pandangan liberalisme dengan paham agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua tata nilai, bahkan dari agama sekalipun. meski dalam prakteknya berbeda-beda di setiap negara, tetapi secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap potensi akal manusia. Contoh negara liberal adalah seperti Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Italia, dan Prancis.



Pokok-pokok Liberalisme

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
  • Percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta (Trust in God as a Creator) . Semua manusia diciptakan sama, bahwa mereka dianugerahi oleh Tuhan Penciptanya hak-hak tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari padanya.
  • Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
  • Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.).
  • Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed).
  • Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
  • Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual).
  • Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
  • Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

ideologi liberalisme



IDEOLOGI LIBERALISME
Dalam ilmu-ilmu sosial dikenal dua pengertian mengenai ideologi, yaitu ideologi secara fungsional dan secara struktural. Ideologi secara fungsional diartikan sebagai seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama; atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik, sedangkan ideologi secara struktural diartikan sebagai sistem pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan yang diambil oleh penguasa. Menurut pendekatan struktural konflik, kelas yang memiliki sarana produksi materiil dengan sendirinya memiliki sarana produksi mental, seperti gagasan, budaya dan hukum. Gagasan kelas yang berkuasa di manapun dan kapanpun merupakan gagasan yang dominan. Gagasan, budaya, hukum dan sebagainya sadar atau tidak merupakan pembenaran atas kepentingan materiil pihak yang memiliki gagasan yang dominan. System pembenaran ini disebut ideology.
Dalam bahasa Indonesia, ideologi sering disebut sebagai “dasar negara” atau “falsafah negara”, di Malaysia disebut “rukun negara”. Karena memberikan pengesahan kepada pemerintah, ideologi membenarkan adanya status quo. Tetapi ideologi juga bisa digunakan oleh pihak lainnya (pihak pemberontak, pihak oposisi atau pihak reformasi) guna menyalahkan pemerintahan, menyerang kebijakan pemerintah sampai kepada mengubah status quo. Sekalipun pemerintah bisa menindas warga negaranya dengan menggunakan dalih ”hak ketuhanan raja” atau ”kehendak sejarah”, tetapi pihak lainnya bisa membenarkan tindakan kekerasan mereka dengan bersandar pada prinsip ”hak-hak dasar” atau ”kehendak yang kuasa”. Ideologi yang dianggap sarat dengan kepentingan kelas pekerja bukan tidak bisa digunakan untuk menentang kekuasaan negara borjuis, selain juga untuk mensahkan kekuasaan diktator terhadap kelas pekerja. Ideologi dalam arti fungsional dapat digambarkan secara singkat dengan contoh berikut. Di Amerika Serikat, menjamin keamanan nasional berarti peningkatan produksi persenjataan yang bermakna pula menguntungkan industri-industri senjata. Peningkatan pertumbuhan pertanian berarti peningkatan produksi pupuk dan bahan kimia yang lain, yang berarti menguntungkan industri-industri pupuk dan bahan kimia. Demi stabilitas nasional di negara-negara berkembang acap kali berarti mengurangi kebebasan politik warga negara. Ideologi dalam arti fungsional digolongkan secara tipologi dengan dua tipe, yakni ideologi  yang doktriner dan ideologi yang pragmatis.
Suatu ideologi dapat digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan jelas, diindoktrinasikan kepada warga masyarakat, dan pelaksanaannya diawasi secara ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah. Biasanya sistem nilai atau ideologi yang diperkenankan hidup dalam masyarakat seperti ini hanyalah ideologi yang doktriner tersebut. Akan tetapi, apabila ajaran-ajaran yang terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsip-prinsipnya saja) maka ideologi tersebut digolongkan sebagai ideologi pragmatis. Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosialisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Atas dasar itu, pelaksanaannya tidak diawasi oleh aparat partai atau pemerintah, melainkan dengan pengaturan kelembagaan. Maksudnya, siapa saja yang tidak menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi tidak akan hidup secara wajar. Liberalisme merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis. Biasanya tidak satu ideologi saja yang diperkenankan berkembang dalam masyarakat ini, tetapi ada satu yang dominan.
Liberalisme sebagai suatu ideologi pragmatis muncul pada abad pertengahan di kalangan masyarakat Eropa. Masyarakat Eropa pada saat itu secara garis besar terbagi atas dua, yakni kaum aristokrat dan para petani. Kaum aristokrat diperkenankan untuk memiliki tanah, golongan feodal ini pula yang menguasai proses politik dan ekonomi, sedangkan para petani berkedudukan sebagai penggarap tanah yang dimiliki oleh patronnya, yang harus membayar pajak dan menyumbangkan tenaga bagi sang patron. Bahkan di beberapa tempat di Eropa, para petani tidak diperkenankan pindah ke tempat lain yang dikehendaki tanpa persetujuan sang patron (bangsawan). Akibatnya, mereka tidak lebih sebagai milik pribadi sang patron. Sebaliknya, kesejahteraan para penggarap itu seharusnya ditanggung oleh sang patron. Industri dikelola dalam bentuk gilde-gilde yang mengatur secara ketat, bagaimana suatu barang diproduksi, berapa jumlah dan distribusinya. Kegiatan itu dimonopoli oleh kaum aristokrat. Maksudnya, pemilikan tanah oleh kaum bangsawan, hak-hak istimewa gereja, peranan politik raja dan kaum bangsawan, dan kekuasaan gilde-gilde dalam ekonomi merupakan bentuk-bentuk dominasi yang melembaga atas individu. Dalam konteks perkembangan masyarakat itu muncul industri dan perdagangan dalam skala besar, setelah ditemukan beberapa teknologi baru. Untuk mengelola industri dan perdagangan dalam skala besar-besaran ini jelas diperlukan buruh yang bebas dan dalam jumlah yang banyak, ruang gerak yang leluasa, mobilitas yang tinggi dan kebebasan berkreasi. Kebutuhan-kebutuhan baru itu terbentur pada aturan-aturan yang diberlakukan secara melembaga oleh golongan feodal. Yang membantu golongan ekonomi baru terlepas dari kesukaran itu ialah munculnya paham liberal.
Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakkan oleh keresahan ilmiah dan artistik umum pada zaman itu. Keresahan intelektual tersebut disambut oleh golongan pedagang dan industri, bahkan hal itu digunakan untuk membenarkan tuntutan politik yang membatasi kekuasaan bangsawan, gereja dan gilde-gilde. Mereka tidak bertujuan semata-mata untuk dapat menjalankan kegiatan ekonomi secara bebas, tetapi juga mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Masyarakat yang terbaik (rezim terbaik), menurut paham liberal adalah yang memungkinkan individu mengembangkan kemampuan-kemampuan individu sepenuhnya. Dalam masyarakat yang baik, semua individu harus dapat mengembangkan pikiran dan bakat-bakatnya. Hal ini mengharuskan para individu untuk bertanggung jawab pada segala tindakannya baik itu merupakan sesuatu untuknya atau seseorang. Seseorang yang bertindak atas tanggung jawab sendiri dapat mengembangkan kemampuan bertindak. Menurut asumsi liberalisme inilah, John Stuart Mill mengajukan argumen yang lebih mendukung pemerintahan berdasarkan demokrasi liberal. Dia mengemukakan tujuan utama politik ialah mendorong setiap anggota masyarakat untuk bertanggung jawab dan menjadi dewasa. Hal ini hanya dapat terjadi manakalah mereka ikut serta dalam pembuatan keputusan yang menyangkut hidup mereka. Oleh karena itu, walaupun seorang raja yang bijaksana dan baik hati, mungkin dapat membuat putusan yang lebih baik atas nama rakyat dari pada rakyat itu sendiri, bagaimana pun juga demokrasi jauh lebih baik karena dalam demokrasi rakyat membuat sendiri keputusan bagi diri mereka, terlepas dari baik buruknya keputusan tersebut. Jadi, ciri-ciri ideologi liberal sebagai berikut :

Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik.
Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.
Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.
Keempat, kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh karena itu, pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan kekuasaan dapat dicegah. Pendek kata, kekuasaan dicurigai sebagai hal yang cenderung disalahgunakan, dan karena itu, sejauh mungkin dibatasi.
Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian besar individu berbahagia. Walau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagian sebagian besar individu belum tentu maksimal. Dengan demikian, kebaikan suatu masyarakat atau rezim diukur dari seberapa tinggi indivivu berhasil mengembangkan kemampuan-kemampuan dan bakat-bakatnya. Ideologi liberalisme ini dianut di Inggris dan koloni-koloninya termasuk Amerika Serikat.
Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. ideologi Liberalisme juga dapat berarti sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan individu dan mengenyampingkan kepentingan negara. Ideologi ini sangat berbeda dengan ideologi komunis karena pengertiannya saja sudah beda. Pengertian dari ideologi komunisme adalah sebuah ideologi yang mengutamakan kepentingan negara dan mengenyampingkan kepentingan individu. Sangat berbeda sekali dengan ideologi Liberalisme. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya.
Dalam masyarakat modern, liberalisme akan dapat tumbuh dalam sistem demokrasi, hal ini dikarenakan keduanya sama-sama mendasarkan kebebasan mayoritas. Bandingkan Oxford Manifesto dari Liberal Internasional: "Hak-hak dan kondisi ini hanya dapat diperoleh melalui demokrasi yang sejati. Demokrasi sejati tidak terpisahkan dari kebebasan politik dan didasarkan pada persetujuan yang dilakukan dengan sadar, bebas, dan yang diketahui benar (enlightened) dari kelompok mayoritas, yang diungkapkan melalui surat suara yang bebas dan rahasia, dengan menghargai kebebasan dan pandangan-pandangan kaum minoritas. Pandangan-pandangan liberalisme dengan paham agama seringkali berbenturan karena liberalisme menghendaki penisbian dari semua tata nilai, bahkan dari agama sekalipun. meski dalam prakteknya berbeda-beda di setiap negara, tetapi secara umum liberalisme menganggap agama adalah pengekangan terhadap potensi akal manusia. Contoh negara liberal adalah seperti Amerika Serikat, Inggris, Spanyol, Italia, dan Prancis.



Pokok-pokok Liberalisme

Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak Milik (Life, Liberty and Property). Dibawah ini, adalah nilai-nilai pokok yang bersumber dari tiga nilai dasar Liberalisme tadi:
  • Percaya bahwa Tuhan adalah Sang Pencipta (Trust in God as a Creator) . Semua manusia diciptakan sama, bahwa mereka dianugerahi oleh Tuhan Penciptanya hak-hak tertentu yang tidak dapat dipisahkan dari padanya.
  • Kesempatan yang sama. (Hold the Basic Equality of All Human Being). Bahwa manusia mempunyai kesempatan yang sama, di dalam segala bidang kehidupan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan. Namun karena kualitas manusia yang berbeda-beda, sehingga dalam menggunakan persamaan kesempatan itu akan berlainan tergantung kepada kemampuannya masing-masing. Terlepas dari itu semua, hal ini (persamaan kesempatan) adalah suatu nilai yang mutlak dari demokrasi.
  • Dengan adanya pengakuan terhadap persamaan manusia, dimana setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mengemukakan pendapatnya, maka dalam setiap penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi baik dalam kehidupan politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan dan kenegaraan dilakukan secara diskusi dan dilaksanakan dengan persetujuan – dimana hal ini sangat penting untuk menghilangkan egoisme individu.( Treat the Others Reason Equally.).
  • Pemerintah harus mendapat persetujuan dari yang diperintah. Pemerintah tidak boleh bertindak menurut kehendaknya sendiri, tetapi harus bertindak menurut kehendak rakyat.(Government by the Consent of The People or The Governed).
  • Berjalannya hukum (The Rule of Law). Fungsi Negara adalah untuk membela dan mengabdi pada rakyat. Terhadap hal asasi manusia yang merupakan hukum abadi dimana seluruh peraturan atau hukum dibuat oleh pemerintah adalah untuk melindungi dan mempertahankannya. Maka untuk menciptakan rule of law, harus ada patokan terhadap hukum tertinggi (Undang-undang), persamaan dimuka umum, dan persamaan sosial.
  • Yang menjadi pemusatan kepentingan adalah individu.(The Emphasis of Individual).
  • Negara hanyalah alat (The State is Instrument). Negara itu sebagai suatu mekanisme yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang lebih besar dibandingkan negara itu sendiri. Di dalam ajaran Liberal Klasik, ditekankan bahwa masyarakat pada dasarnya dianggap, dapat memenuhi dirinya sendiri, dan negara hanyalah merupakan suatu langkah saja ketika usaha yang secara sukarela masyarakat telah mengalami kegagalan.
  • Dalam liberalisme tidak dapat menerima ajaran dogmatisme (Refuse Dogatism). Hal ini disebabkan karena pandangan filsafat dari John Locke (1632 – 1704) yang menyatakan bahwa semua pengetahuan itu didasarkan pada pengalaman. Dalam pandangan ini, kebenaran itu adalah berubah.

wajib baca


Sedikit tips untuk Belajar Menghadapi Ujian
Pernah gak sih lo ngerasa kesel banget waktu ujian karena mungkin lo udah ngafalin mati-matian materi yang akan diujikan, tapi masih aja ada hal yang lo kelupaan. Atau yang paling nyebelin tuh justru soal yang keluar adalah hal yang justru kebetulan satu-satunya yang lo lupa? Nah, kalo itu sering kejadian sama lo, artinya lo gak menyimpan informasi yang lo serap waktu belajar sebagai long term memory
Yup ! Kita juga ngerti kok kalo kemampuan otak manusia itu memang salah satunya untuk recall memory. Tapi yang selalu kita permasalahkan adalah.. banyak siswa yang  HANYA mengandalkan sebagian kecil kemampuan otaknya (recalling memory) untuk selalu jadi senjata utama dalam setiap kali menghadapi ujian. 
Sebenernya kebiasaan menghafal ini  sedikit banyak dipengaruhi juga sama jeleknya kualitas soal ujian di Indonesia yang seringkali hanya menguji kemampuan recalling memory aja. Sehingga lo secara gak sadar jadi terbiasa harus menghafal untuk bisa survive dalam ujian. Kan konyol kalo kita udah ngerti konsepnya tapi lupa nama atau gimana cara penulisan satu istilah baru yang masih asing.
Misalnya nih lo lagi belajar organ otak di pelajaran Biologi, terus lo harus tau bahwa nama bagian otak ada : frontal lobe, parietal lobe, occipital lobe, dan temporal lobe..
Terus lo ngafalinnya dengan cara mengucapkan secara berulang “frontal lobe-parietal lobe-occipital lobe-temporal lobe... frontal lobe-parental? eh parietal lobe-ohsipit? uh.. occipit? lobe... frontal lobe (berbusa)...”.  Nah terus ujung-ujungnya lo ngabisin waktu berjam-jam cuma buat ngafalin istilah begituan tanpa ngerti apalagi menikmati proses belajar itu sendiri.
Emang sih, bisa jadi lo survive dalam ulangan atau ujian hanya dengan lo mati-matian menghafal materi yang diujikan.. TAPI dengan begitu lo gak belajar esensi yang sesungguhnya dari pelajaran tersebut. Sementara temen-temen lo yang lain semakin terasah otaknya untuk daya analisa, logika, kemampuan verbal, abstraksi, dll.. sedangkan lo yang terasah cuma kemampuan ngehafal alias cuma recalling memory doang.
Terus masa jadi gak boleh menghafal sama sekali? Jawabannya, bukan boleh atau gak boleh, tapi justru (seharusnya sih) gak perlu. Kok bisa gak perlu? Gini, kalo lo bisa memahami bagaimana cara otak kamu bekerja dalam menyerap informasi.. Kemampuan recalling memory lo akan dengan otomatis bekerja tanpa perlu lo usaha mati-matian menghafal sampe berbusa begitu.
Berdasarkan buku Educational Psychology: Developing Learners (5th edition) yang ditulis oleh Jeanne Ellis Ormrod. Proses perekaman ingatan di kepala lo terjadi dalam tiga tahap.
  1. Pertama, info yang ada di luar tubuh kamu dirasakan oleh indra kamu, misalnya, pelajaran yang diterangkan guru dilihat oleh mata dan didengarkan oleh telinga.
  2. Kedua, jika kamu memerhatikan informasi itu, maka info masuk ke short-term memory alias ingatan jangka pendek.
  3. Ketiga, jika ingatan ini diproses lagi secara mendalam, maka infonya disimpan secara lebih permanen di long-term memory.
Nah sekarang hubungannya sama UAS nanti: Gimana sih caranya supaya materi pelajaran yang lo pelajari itu masuk di long-term memory kamu, bukan di short-term memory doang. Nah first of all...
Lo harus melihat proses belajar itu sebagai sesuatu yang lo nikmati.
Kalo buat lo belajar itu adalah keterpaksaan dan jadi beban.. mau pake teknik dewa ato pergi ke dukun mana pun lo gak akan bisa masukin materi pelajaran itu ke long-term memory lo.
Gua pribadi nih, udah lama banget meninggalkan bangku sekolah.. tapi sampe sekarang gua masih cukup ingat lah sebagian besar kronologi sejarah Indonesia. Gua masih ingat juga tentang konsep cara kerja tubuh manusia sebagai sistem yang terintegrasi, atau kenapa kebijakan ekonomi mempengaruhi kondisi pasar, dlsb.. Padahal itu semua gua pelajari kira-kira udah 10 tahun yang lalu lho. (Iyee emang gua udah tua, nanti lu juga tua kok!)
Tapi apa itu semua gua hafalin? Apa gua super jenius? Sama sekali enggak.. Itu semua gua ingat simply karena gua menikmati proses belajar tersebut. Kira-kira prosesnya sama dengan proses gua inget sebagian besar nama-nama hero, item, dan skill di game DOTA.
Inilah kenapa lo mungkin bingung kok susah banget ngafalin tahun yang sebenernya cuma 4 digit doank tapi nomer hape kecengan yang 11 digit bisa lo hafalin cuma sekali lirik, hehehe..
Nah kalo masalahnya emang lo gak suka atau bahkan benci sama pelajaran tersebut... Ini masalah yang baru dan supaya bahasan tulisan ini gak meluas, mungkin akan gua tulis artikelnya lain waktu. Tapi salah satu tulisan wisnu tentang apa sih yang bisa bikin kita termotivasi bisa jadi bacaan yang paling tepat untuk bantu lo sekarang yang bingung kenapa kamu gak termotivasi belajar mata pelajaran tertentu.



Nah lanjut, hal kedua yang perlu kamu lakukan adalah...
BUAT MIND-MAP!
Makhluk apaan lagi nih mind-map? Nih daripada ribet gua kasih contoh mind-mapping yang dibuat Pras pas ngajar Biologi





Sering banget nih, siswa belajar cuma dengan baca buku cetak dan catetan yang ditulis waktu guru nerangin doank.. Termasuk gua juga dulu sempet belajar dengan cara kayak gitu.. dan emang waktu baca dari buku cetak dan catetan sih gua manggut-manggut aja rasanya kayak udah ngerti, tapi begitu dapet soal yang menguji daya analisa dan pemahaman konsep yang mendalam... DUAR ! Gua bingung harus jawab dari mana.
Ya iyalah, kalo kita cuma menyerap informasi dari catetan doank, kita gak akan ngerti konsep materinya secara komprehensif (menyeluruh). Dengan kita bikin mind-mapping / ringkasan / rangkuman, atau apapun sebutannya... kita tanpa sadar udah masuk ke dalam proses belajar dari proses meng-organize informasi atau data yang lo dapetin secara acak untuk kemudian diterjemahkan berdasarkan kategori tertentu.
Apalagi kalo lo bisa sedikit kreatif dengan membubuhkan banyak gambar visual, diagram, tabel, dan dikategorisasi dengan warna-warni yang berlainan.. Selain lo melatih kemampuan abstraksi dan permodelan dalam otak lo, secara gak sadar lo juga membantu otak lo untuk bisa mencerna informasi tersebut dengan lebih mudah.
Tambahan lagi. Ada research nih yang bilang kalau anak-anak yang suka ngajarin temen-temennya itu bisa lebih ngerti sama konsep yang disampein dibanding yang nggak ngajar. Nah, bikin mind-mapping ini sebenernya mirip dengan lo berusaha ngajarin, tapi ke diri lo sendiri. Ada research juga yang nunjukin bahwa self-explaining ini dampaknya mirip dengan ngajarin temen.
Jadi kalau lo abis nonton video teori di zenius.net nih misalnya, lo cobain aja bikin mind-map konsep-konsep yang baru lo pelajarin. Nonton pembahasan soal di zenius.net juga gitu. Abis nonton, coba kerjain ulang soalnya, dan bikin mind-map untuk konsep-konsep yang dipake di soal itu.
Kemudian salah satu tips lain agar lo bisa lebih mudah mengingat sekaligus menikmati belajar adalah dengan...
Visualisasikan Materi Ajar itu Dalam Otak Lo..
Sebenernya gak cuma sejarah doank yang bisa menggunakan cara ini, tapi hampir semua mata pelajaran yang bersifat konkrit itu sebenarnya bisa lo permudah cara belajarnya dengan secara visualisasi materi pelajaran tersebut di otak lo. Emang sih ada beberapa pelajaran yang bersifat abstrak yang gak mungkin lo visualisasikan seperti matematika dan bahasa. Tapi untuk pelajaran seperti sejarah, geografi, fisika, biologi (apalagi bab reproduksi, hehe.. ) bisa banget lo bayangkan secara visual dalam otak lo.
Nah maksud gua visualisasikan itu bukan pake jembatan keledai atau semacamnya yah.. itu sih solusi jangka pendek doank yang gua jamin pasti cuma masuk ke short-term memory yang langsung "bubar" begitu lo keluar dari ruangan ujian.
Yang gua maksud visualisasikan adalah dengan lo membayangkan contoh nyata yang bisa relate secara konkrit dengan materi yang lo pelajari. Kalo misalnya lo lagi belajar tentang Sejarah Politik di Amerika, ya lo coba visualisasikan peristiwa sejarah tersebut (misalnya peristiwa Boston Tea Party) kayak film hollywood atau (kalo buat lo yang suka maen game) kayak salah satu mission di Game Assassin's Creed 3.  Hal yang sama juga bisa lo terapkan kalo lo lagi belajar gimana proses cara kerja jantung atau apa dampak kebijakan moneter bagi keadaan ekonomi di sebuah negara.
* * *
Okay, itu sedikit tips dari gua yang bisa gua bagikan, moga-moga bisa bantu lo untuk bisa menikmati proses belajar sekaligus memanfaatkan cara kerja otak lo dengan lebih efektif untuk bisa mendapatkan esensi dari pelajaran itu.
So... untuk UAS kali ini, lo nikmatin deh proses belajarnya. Stress sedikit nggak apa-apa; asalkan lo gunain stress itu untuk mendorong lo belajar lebih giat lagi, bukan cuma stress mikirin tapi nggak ada action apa-apa.
Terus satu lagi. Bisa jadi nih ya... nilai ujian lo besok nggak berdampak signifikan dalam hidup lo (lo nggak akan ditanya sama perusahaan yang wawancara lo "Berapa nilai UAS lo waktu SMA" misalnya). Tapi gue jamin, proses belajar yang lo laluin hari ini, besok, dan kedepannya akan sangat bermanfaat dalam hidup lo... bahkan sampe kelak lo tutup mata. Okei Boss?

 reference : zenius multimedia learning

Spanduk :)


Spanduk ini di buat untuk salah satu tugas TI yang bapa berikan ,,

Rabu, 18 Desember 2013

saat nya bekerja


Sabtu , 2 Desember 2013
 Pagi itu aku terbangun oleh gema Adzan subuh, aku langsung mengambil air wudu dan melaksanakan solat subuh ...Hoaaam  setelah selesai solat sejenak ku melalmun,, “ Hari ini hari sabtu, dimana biasanya karyawan menghabiskan hari sabtu itu dengan beristirahat di rumah atau sekedar hang out bersama pacar,ataupun keluarga nya, atau bahkan mungkin buat aku hari sabtu pagi itu sedang dalam perjalanan menuju kampung halaman tercinta, maklum anak kosan .. :D yang sedang merantau,” Tapi setelah itu rrrrrrrrrr “TIME IS WORK” hah kerja ,,ya!!!  karena sampel yang ada  di perusahaan load nya memang tengah tinggi ...dan harus ada yang masuk untuk mengerjakan sampel sampel tersebut, sampai semua personil OJ dikerahkan semua ,,
yah mau ga mau itu sudah resiko aku sebagai pekerja yang siap menghilangkan waktu sabtu libur untuk masih tetap bekerja ,,, MARI DI JALANI !!!!
Mandi mandi pagi , Sarapan, kemudian berangkat kerja , go go go ..
Dengan tergesa gesa aku ingin sekali sampai di lab karena jika pekerjaan ku cepat selesai maka aku akan lebih cepat pulang ke kosan dan bisa beristirahat,, atauuuu mungkiiiiiin mengerjakan tugas kampus ku ,, L karena pada hari Sabtu minggu sekarang itu sedang tidak ada perkuliahan oops ehh bukan libur ya ,tapi kebetulan di Kampus ku itu lagi ada acara yang nama nya MAPERTA yaitu semacam malam perkenalan mahasiswa baru kimia unjani  gt ,,maka perkuliahan di gantikan oleh Tugas Tugas ,, ya salah satu nya bikin artikel ini ,, hhhi ..
OK lanjut samapai lah aku di tempat kerjaan ku .. Ketika memasuki pintu lab , Duarr,,No No No Rasanya  kejedot pintu itu WOW banget.  bukan masalah sakit atau merah nya jidat karena kejedot pintu,tapi masalah MALU nya itu lho, karena pada saat kejadian itu semua teman teman ku yang masuk lembur sedang berkumpul di lobby lab,tepat didepan pintu pada saat aku kejedot ,,
ya ampun karena kepayahan ku aku jadi di tertawaka sama mereka , DIAWALI PAGI YANG ZONK ..







Ok ini mainan tiap hari ku


Kebetulan di sabtu ini aku hanya mengerjakan sampel progastik,,hm you know obat apa kah itu ??
ya betul itu obat mag .yang isinya Al,Mg,dan simeticon ,,Cara pengerjaan nya masih manual dengan metoda titrasi kompleksometri, untuk pengerjaan kadar simeticon nya menggunakan metoda spektrofotometri Inframerah, dan satu lagi pengerjaan Kapasitas penetral asam juga d kerjakan dengan syarat lebih dari 14 mEq,
Pekerjaan yang sedang aku tekuni tanpa di sadari banyak membantu orang orang yang sedang membutuhkan obat , dan saya bangga bisa bergabung bekerja di industr farmasi ini. Ada pribahasa yang mengatakan BEKERJA ITU BELAJAR YANG DI BAYAR mungkin itu salah satu nya mengapa aku selalu merasa bangga bisa bekerja karena disinilah aku di kasih lesempatan untuk belajar dan di bayar juga .... di bayar nya tidak hanya dari perusahaan lho ..Sama Tuhan kita pun di bayar .lumayan tabungan pahala di akhirat kelak ..
Singkat cerita bereslah pekerjaan ku di kantor,dan waktu sudah menunjukan pukul 16.09 waktu nya pulang dan beristirahat, dan selanjutnya tiap hari pun seperti dan berulang ...
barokalloh ...
Alhamdulilah teman teman yang lain camping di rancaupas dan saya bekerja dengan keras ,,
bekerja dengan hati yang ikhlas tidak terasa cape nya ,,,
selamat bekerja teman teman sekalian ..